Prinsip dasar
pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan
perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis. Aplikasi
pembentukan logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti
pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging),
ekstrusi (extruding), penarikan kawat (wire drawing), penarikan
dalam (deep drawing), dan lain-lain. Dalam proses pembentukan logam, digunakan
perkakas (tooling) yang fungsinya memberikan gaya terhadap benda kerja,
serta mengarahkan perubahan bentuknya. Secara makroskopis, deformasi dapat
dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan bentuk yang terjadi
dapat dibedakan atas deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi
elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang bekerja, serta
akan hilang bila bebannya ditiadakan. Dengan kata lain bila beban ditiadakan,
maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Sedangkan deformasi
plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya dihilangkan
maka kondisi benda akan tetap berubah bentuknya sesuai dengan bentuk yang
dikenakan pada benda tersebut.
Kemampuan
untuk menghasilkan berbagai bentuk dari lembaran logam datar dengan laju
produksi yang tinggi merupakan kemajuan teknologi pembentukan pelat yang sedang
mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditandai dengan digunakannya sistem
hidrolik sebagai penggerak untuk proses pembentukan. Penggunaan sistem hidrolik
sebagai alat penekan atau (press) dalam proses pembentukan ini sangat
menguntungkan. Keuntungan ini diantaranya adalah sistem hidrolik yang digunakan
dapat dengan mudah dikontrol, baik tekanannya maupun langkah-langkah penekan.
Pengkajian
proses-proses pembentukan tersebut diklasifikasikan dengan berbagai cara,
yaitu: berdasarkan daerah temperatur pengerjaan, berdasarkan jenis gaya
pembentukan, berdasarkan bentuk benda kerja, dan berdasarkan tahapan produk.
Berdasarkan temperatur pengerjaan temperatur pengerjaannya, proses pembentukan
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: pengerjaan panas (hot
working) dan pengerjaan dingin (cold working). Proses pengerjaan dingin menurut DeGarmo terbagi
dalam 4 kelompok besar sebagai berikut:
1.
Squeezing (mengepres)
2.
Bending (melengkungkan)
3.
Shearing (memotong)
4.
Drawing (menarik)
Gambar 7. Pembentukan dengan menggunakan mesin tekuk.
Penulis : Rahmat Azis Nabawi, S.Pd, M. Pd.T
TERIMAKASIH INFONYA PAK RAHMAT
BalasHapus