Selasa, 13 Mei 2014

Proses Forming ( Pembentukan )


Prinsip dasar pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat dilakukan dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis. Aplikasi pembentukan logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging), ekstrusi (extruding), penarikan kawat (wire drawing), penarikan dalam (deep drawing), dan lain-lain. Dalam proses pembentukan logam, digunakan perkakas (tooling) yang fungsinya memberikan gaya terhadap benda kerja, serta mengarahkan perubahan bentuknya. Secara makroskopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan bentuk yang terjadi dapat dibedakan atas deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang bekerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan. Dengan kata lain bila beban ditiadakan, maka benda akan kembali ke bentuk dan ukuran semula. Sedangkan deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya dihilangkan maka kondisi benda akan tetap berubah bentuknya sesuai dengan bentuk yang dikenakan pada benda tersebut.
Kemampuan untuk menghasilkan berbagai bentuk dari lembaran logam datar dengan laju produksi yang tinggi merupakan kemajuan teknologi pembentukan pelat yang sedang mengalami perkembangan. Perkembangan ini ditandai dengan digunakannya sistem hidrolik sebagai penggerak untuk proses pembentukan. Penggunaan sistem hidrolik sebagai alat penekan atau (press) dalam proses pembentukan ini sangat menguntungkan. Keuntungan ini diantaranya adalah sistem hidrolik yang digunakan dapat dengan mudah dikontrol, baik tekanannya maupun langkah-langkah penekan.
Pengkajian proses-proses pembentukan tersebut diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu: berdasarkan daerah temperatur pengerjaan, berdasarkan jenis gaya pembentukan, berdasarkan bentuk benda kerja, dan berdasarkan tahapan produk. Berdasarkan temperatur pengerjaan temperatur pengerjaannya, proses pembentukan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu: pengerjaan panas (hot working) dan pengerjaan dingin (cold working). Proses pengerjaan dingin menurut DeGarmo terbagi dalam 4 kelompok besar sebagai berikut:
1.        Squeezing (mengepres)
2.        Bending (melengkungkan)
3.        Shearing (memotong)
4.        Drawing (menarik)

Gambar 7. Pembentukan dengan menggunakan mesin tekuk.



1 komentar: