Perakitan
adalah proses penggabungan dari beberapa bagian komponen untuk membentuk suatu
konstruksi yang diinginkan. Komponen-komponen pelat yang akan dirakit pada
komponen utama ditempatkan pada tempat-tempat yang telah diberi tanda sebelumnya
yaitu pada proses penandaan. Kemudian komponen-komponen pelat tersebut dilas
dengan ukuran dan tipe las yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
kerja.
Gambar 8. Proses perakitan
Proses
perakitan untuk komponen-komponen yang dominan terbuat dari pelat-pelat tipis
dan pelat tebal ini membutuhkan teknik-teknik perakitan tertentu yang biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor-faktor yang paling
berpengaruh adalah :
a.
Jenis
bahan pelat yang akan dirakit
Setiap jenis bahan mempunyai sifat-sifat khusus dari
bahan lainnya, sehingga sewaktu dilakukan perakitan jenis bahan sebelumnya
harus diketahui sifat-sifatnya. Sebab dengan diketahuinya sifat-sifat bahan ini
sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode penyambungan. Misalnya jenis bahan
aluminium yang akan dirakit mempunyai kesulitan apabila dilas, untuk itu dicari
alternatif lain untuk proses penyambungan yakni dengan memperhitungkan dan
mempertimbangkan proses kerja yang lebih mudah dan efisien.
b.
Kekuatan
yang dibutuhkan untuk konstruksi perakitan
Pertimbangan kekuatan yang dibutuhkan untuk suatu
konstruksi, sebaiknya telah dihitung sewaktu merencanakan konstruksi sambungan
yang akan dikerjakan. Hal ini dengan mempertimbangkan untuk apa konstruksi itu
digunakan dengan dasar ini maka kita dapat memilih metode penyambungan dalam
perakitan. Dasar pertimbangan ini adalah dengan meninjau proses kerja yang
mudah dan sesuai untuk kekuatan konstruksi sambungan yang diminta.
c.
Pemilihan
metode penyambungan yang tepat
Pemilihan metode penyabungan ini sangat erat hubungannya
dengan jenis bahan dan kekuatan sambungan yang dibutuhkan. Sebab setiap metode
penyambungan mempunyai keistimewaan tersendiri. Apabila kita salah dalam
memilih metode penyambungan, maka akibatnya komponen yang kita rakit kurang
baik hasilnya atau kemungkinan rusak. Seperti pada penyambungan komponen dari
pelat baja tipis, jika menggunakan sambungan las pelat akan dapat tersambung
kuat dan rapat. Sebaliknya, pelat akan melengkung akibat pengaruh panas
pengelesan. Pemilihan metode keling (riveting) atau las tahanan mungkin
lebih baik hasilnya dari pengelasan biasa.
d.
Pemilihan
metode penguatan pelat yang tepat
Penguatan pelat bertujuan untuk memberikan kekakuan pada
pelat yang mengalami proses pembentukan. Karena bahan dasar pelat ini relatif
tipis, maka biasanya dibutuhkan penguatanpenguatan pada pelat baik pada tepi maupun
bodi. Pemilihan penguatan ini disesuaikan dengan bentuk konstruksi yang
dihasilkan. Seperti contoh dalam pembuatan silinder dari bahan pelat tipis maka
tepi silinder akan menghasilkan ketajaman dan mudah lentur, maka kodisi ini
akan memberikan pertimbangan untuk menambah kawat pada tepi silinder tersebut.
Penambahan kawat dengan lipatan ini akan memberikan tepi pelat menjadi tidak
tajam dan kuat.
e.
Penggunaan
alat-alat bantu perakitan
Alat-alat bantu dalam perakitan harus dipertimbangkan
berdasarkan bentuk-bentuk konstruksi. Konstruksi yang terdiri dari jumlah
komponen yang banyak membutuhkan alat bantu perakitan. Alat bantu ini terutama
dibutuhkan untuk memproduksi suatu alat dalam jumlah yang relatif besar. Alat-alat
bantu sederhana yang dibutuhkan diantaranya klem penjepit, mal-mal dan
sebagainya.
f.
Toleransi
yang diinginkan untuk perakitan
Toleransi dalam perakitan dipertimbangkan berdasarkan
pasangan antara elemen yang dirakit menjadi komponen yang lebih besar.
Toleransi untuk pasangan ini dikenal dengan istilah interchange ability (sifat
mampu tukar). Patokan dasar dalam perakitan harus ditentukan terlebih dahulu
sebagai acuan dasar untuk merangkai komponen yang lain.
g.
Ketepatan
bentuk akhir dari benda kerja sesuai dengan gambar kerja
Tampilan suatu produk sangat mempengaruhi terhadap nilai
jual produk itu sendiri. Tampilan pada dasarnya diawali dari gambar atau
desainnya. Tampilan disesuaikan dengan penggunaan konstruksi di lapangan.
h.
Finishing
Finishing atau pekerjaan akhir merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
perakitan. Finishing ini akan memberikan tampilan terhadap nilai jual
produk.
Dasar pentingnya
teknik perakitan untuk pembuatan suatu konstruksi dari bahan pelat–pelat tipis
ataupun pelat tebal ini adalah harus mempertimbangkan faktor–faktor di atas,
jika faktor ini diabaikan maka kemungkinan hasil perakitan kurang baik dan
kemungkinan yang lebih fatal lagi adalah konstruksi hasil perakitan akan rusak.
Penulis : Rahmat Azis Nabawi, S.Pd
Penulis : Rahmat Azis Nabawi, S.Pd
Dear All Customer
BalasHapusBersama ini kami PT Kasana, Bekasi-JABAR selaku sole agent forklift Merk : KION BAOLI & TCM .
Jika ada yg need new unit Hand pallet truck , forklift battery , forklift diesel etc , mohon call kami . Hub Parman 081296780599/08151894943 , email : forkliftbaoli1@gmail.com
Rgds
Parman 081296780599